Tarian Sang Maradona Dari Asia

 Kemauannya bermain di Eropa diwujudkan saat Slot Judi Online Bayer München mengontraknya pada tahun 2005. Di laga pertama kalinya hadapi Bayer Leverkusen, dia segera menyihir juta-an pemirsa yang tiba ke stadion.

Karimi sukses bawa Bayern mencetak kemenangan dengan score 5-2. Ia memberi asis untuk terbentuknya gol Roy Makaay. Susah dipercayai saat seorang pemain Asia dapat mainkan kiprahnya di Eropa dengan performa yang demikian mempesona. Sanjungan tidak henti dikasih ke dianya.

Karimi terus kelihatan masak di München 6 bulan selanjutnya, tetapi sebuah bencana tiba saat dia harus alami cidera pergelangan kaki saat bertemu dengan Hamburger SV; seakan akhiri performa terbaik untuk musim pertama.

Pulih dari cidera, Karimi tidak berhasil tampilkan permainan terbaik sampai harus kerap berdiskusi dengan Felix Magath. Tahun 2007, Karimi juga sah Slot Online Terpercayadilepaskan Bayern München dan kembali lagi ke Qatar. Dia sempat bermain di Schalke 04 beberapa saat tetapi dia kembali tidak berhasil tampilkan performa terbaik. Profesinya di Eropa sudah usai.


Pro-kontra atak terlepas dari figur Ali Karimi. Di Piala Dunia 2006, ia berdiskusi dengan Ali Daei di ruangan tukar. Dia mendapatkan panggilan ‘Maradona Asia' karena sikapnya yang tidak enggan-segan memberi kritikan ke liga sepakbola Iran.

Dia mencatat 117 caps bersama Team Nasional Iran, bermain untuk Bayern München di Bundesliga Jerman, dan sukses bersama Persepolis, ialah sedikit narasi berkenaan dianya. Karimi ialah satu—sebagian menjelaskan dia yang terbaik—dari pemain berpotensi yang sempat dibuat di Asia.

Tahun 2005 dia dikontrak oleh raksasa Bundesliga, Bayern, karena performa hebatnya di gelaran Piala Asia 2004 yang meletakkannya sebagai pemain terbaik Asia tahun 2004.

Bila ingin menyaksikan keelokan dan fenomena dari langkah bermain seorang Ali Karimi, kita dapat menyaksikan laga perempat final Piala Asia 2004. Iran sukses menaklukkan Korea Selatan dengan score 4-3. Laga itu menjadi satu diantara atraksi pribadi paling besar yang sempat disaksikan di Asia.

Cetak trigol dalam kemenangan itu, Karimi sering jadi informasi khusus. Beberapa supporter Korea menggelengkan kepala seakan tidak yakin. Ia selalu disegani di Seoul.

Sekian tahun awalnya, Ali Karimi sudah memperlihatkan kwalitasnya dan jadi pembicaraan di teritori Asia Barat. Bermain untuk Persepolis FC, dia sukses bawa kesebelasan asal Iran itu raih titel juara 2x beruntun, yakni pada 1999 dan 2000. Tetapi 2 tahun awalnya, Karimi tampil memikat di Asian Game 1998, di mana Karimi sukses bawa Iran jadi juara, bahkan juga dia cetak gol di final.

Karena performa bagusnya bersama Persepolis, pemain yang berposisi sebagai gelandang ini engundang perhatian kesebelasan Perugia dan Atletico Madrid.

Berpindah ke Eropa ialah mimpi beberapa pemain Asia pada waktu itu. Perugia usaha untuk datangkan Karimi, tetapi sayang tidak ada kesesuaian harga di antara Persepolis dengan Perugia. Atletico Madrid usaha datangkan Karimi. Pemain yang populer dengan rambut panjangnya ini sampaikan minatnya untuk bermain di Atleti.

"Ini ialah mimpi untuk tiap pemain untuk bermain di liga seperti Spanyol. Saya akan lakukan yang terbaik untuk ke sana. Tapi saya tidak mau ke sana cuma untuk memperoleh kontrak. Saya ingin pergi dan bermain," ungkapkan Karimi.

Postingan populer dari blog ini

what does the Sun’s core look like?

Invertebrates are often described by experts

attentive around your cybersecurity during